Eksplorasi survey pada saat ini masih belum banyak di lakukan oleh para ahli di pulau Kalimantan (Borneo) selain di daerah Serawak (Malaysia). Terutama di daerah Mulu yang sangat terkenal dengan gua-guanya yang megah dan raksasa.
Apa benar ada gua di Kalimantan Tengah?
Pertama kali di lakukan penelitia tentang gua yang
ada di Kalimantan dilakukan oleh PALAWA UAJY di Taman Nasional Betung
Karihun dan Roberts (1990), seorang petualang gua asal Perancis yang
melakukan penelitian tentang gua di Kalimantan Tengah, Kalimantan
Selatan. Penelitiannya yang di lakukannya terhadap fauna baik itu
menyangkut kehidupan maupun keanekaragamannya. Gua yang terdapat di
Kalimantan Tengah terletak di daerah Tumbang Topus, Hulu Sungai Barito.
Ternyata gua yang ada di daerah Tumbang Topus tidak hanya ada satu
tetapi lumayan banyak. Dari hasil eksplorasi survey Badan Pusat
Penelitian – Biologi (LIPI) di peroleh ada sekitar empat belas buah gua
dengan rincian sembilan gua dipetakan dan sisanya lima gua tidak
dipetakan. Terdapat juga lokasi gua yang berbeda yaitu sebelas buah gua
ada di daerah Panat, dua gua Samali dan satu gua di kota Puruk Cahu
(kabupaten Murung Raya). Panjang lorong dari gua yang dipetakan 2952
meter, gua yang paling panjang adalah gua Liang Hajud.
Lingkungan gua memiliki ekosistem yang sangat unik
untuk diamati, karena gua tidak pernah mendapat cahaya sepanjang
hidupnya (gelap), hal itulah yang membedakannya dengan ekosistem lain
sepeti ekosistem hutan hujan tropis, ekosistem sawah, ekosistem pantai,
ekosistem sungai, maupun ekosistem danau. Maka, gua banyak menyimpan
keanekaragaman maupun tingkah laku dari komponen biotiknya (flora maupun
fauna). Lingkungan gua di bedakan menjadi 3 bagian, yaitu zona terang,
zona peralihan, dan zona gelap.
Fauna (hewan) yang hidup di dalam gua pun harus dapat
beradaptasi dengan lingkngan gua agar fauna tersebut dapat melestarikan
jenis (spesiesnya). Tingkat adaptasi fauna yang hidup di dalam
ekosistem gua di bagi menjadi tiga golongan, yaitu troglosen, troglofil,
dan troglobit. Troglobit untuk daerah terestrial dan untuk daerah
akuatik disebut dengan stigosen. Istilah-istilah ini selanjutnya akan
digunakan sebagai “sebutan” dari yang bersangkutan terhadap ekosistem
gua. Kelompok troglosen adalah kelompok hewan yang hidup daerah terang,
troglofil adalah kelompok hewan yang hidup di daerah peralihan, dan
troglobit adalah hewan yang hidup di daerah gelap.
Tumbang Topus merupakan cakupan kecamatan Sumber Barito serta merupakan desa yang paling ujung dari hulu sungai Barito.
0 comments:
Post a Comment